“Opera House Sydney” |
Tugas Mekanika Rekayasa II |
Disusun Oleh : “Galang Maulana ; Yudhi Salman Dwi Satya;: Reni Akmalia ; Indah Amalia Beza”. |
Kelas A |
Teknik Sipil S1 ; Fakultas Teknik ; Universitas Riau |
Latar Belakang
Definisi struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah (Scodek,1998). Terdapat lima golongan bentuk struktur (Sutrisno, 1983), yaitu struktur massa, struktur rangka, struktur permukaan bidang ( struktur lipatan dan cangkang), struktur kabel dan boimorfik.
Bentuk struktur permukaan bidang yang merupakan struktur cangkang atau shell, di alam dapat ditemukan pada bentuk perisai dari tumbuh-tumbuthan maupun binatang, meskipun bentuknya tipis, tapi kuat dan kokoh.Seperti kulit labu yang kering, kulit telur, kulit kerang dan tempurung kepala kita.Ciri-ciri dari perisai yang kokoh adalah bentuknya yang lengkung dan berbahan keras dan padat.
Pengertian ini oleh manusia diwujudkan sebagai struktur cangkang.Pernyataan dari pengertian alam tersebut menjadi suatu struktur buatan manusia.Meskipun terdapat ikatan-ikatan yang membatasinya, abad demi abad manusia akhirnya mampu melonggarkan batasan tersebut seiring dengan kemajuan teknologi.Karenanya pada masa kini bentuk yang dihasilkan dalam struktur cangkang masih harus berbentuk geometrik yang dapat dimengerti dan diterjemahkan dalam kemampuan matematis untuk dapat dilaksanakan.Pada dasarnya bentuk-bentuk struktur adalah persamaan antara fungsi, material, dan hukum-hukum statis.
Cangkang pada umumnya menerima beban merata yang dan dapat menutup ruangan besar dibandingkan denga tipisnya pelat cangkang tadi.Oleh karena itu struktur cangkang paling baik digunakan pada bangunan dengan bentang besar tanpa pembagian pada interior seperti stadion, stasiun, pasar, masjid exibition hall, dang bangunan bentang besar lainnya.
Bangunan dengan struktur cangkang yang akan dibahas berikut adalah sydney Opera House
Pendahuluan
Sydney Opera House terletak di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem, dekat dengan Sydney Harbour Bridge, New South Wales, Australia. Dirancang oleh Jørn Utzon, arsitek berkebangsaan Denmark, yang pada tahun 1957 memenangkan kompetisi yang diadakan oleh Pemerintah NSW-Australia, serta mengalahkan 233 peserta dari 23 negara. Rancangan yang dibuatnya terkenal dengan nama “Shell Design”. Opera house Sydney merupakan salah satu bangunan unik abad ke-20, dan juga merupakan icon atau symbol bagi benua Australia. Pada tanggal 28 Juni 2007, UNESCO menetapkan Opera House Sydney sebagai salah satu situs warisan dunia.
Sesuai dengan namanya, Bangunan ini digunakan untuk pertunjukan teater, musik, opera, tarian modern, ballet, pameran dan film. Salah satunya ialah Opera Australia, The Australian Ballet, Sydney Theatre Company, dan Sydney Symphony yang diselenggarakanoleh Sydney Opera House Trust, di bawah Kementrian Kesenian New South Wales.
Sydney Opera House berdiri di atas tanahseluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masingseberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan dengan kabel baja sepanjang 350 km. Berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi 1.656.056 keramik Swedia.
Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32 kolom beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur dinding curtain wall.
Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32 kolom beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur dinding curtain wall.
Sydney Opera House Ditinjau Dari Struktur Shell
Shell Design adalah rancangan yang sangat rumit, atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan merupakan factor utama. Shell pada Sydney opera house terbentuk dari proses rotasional kearah vertical dengan lengkung dua arah (vertical dan horizontal)/ double curved shell dengan permukaan lengkung sinklastik.
Gaya-gaya yang bekerja pada atap shell Sydney Opera House antara lain adalah :
1. Gaya Meredional
Meredional pada atap Sydney opera house berasal dari berat itu sendiri yang kemudian gaya itu disalurkan melalui tulangan baja ke kolom penyangga atap. Gaya meredional yang bekerja pada atap diatas dengan mempertebal permukaan dan membentuk permukaannya menyerupai sirip- sirip dengan tujuan agar permukaan lebih kaku.
2. Gaya Rotasional
Gaya rotasional bekerja kearah vertical mengikut ilengkung atap kemudian beban disalurkan ke tanah melaui tiga kolom yang ada. Beban tekan dan tarik disalurkan melalui tulangan atap.
3. BebanLentur
Pertemuan atap dan dinding dibuat lebih tebal agar dapat menyokong gaya yang bekerja pada arah vertical dan horizontal dari gaya meredional, yang juga agar yang terjadi.
4. Kondisi Tumpuan
Kondisi tumpuan pada atap Sydney opera house sudah memenuhi syarat tumpuan layak yang diizinkan untuk shell struktur, yaitu :
· Tumpuan yang disalurkan ke kolom mampu mengerahkan reaksi dari membrane baik itu reaksi tekan maupun tarik, perpindahan gaya tekan tarik yang bekerja pada permukaan cangkang.
· Perpindahan-perpindahan membrane pada perbatasan kulit kerang yang timbul akibat tegangan dan regangan membrane diatasi dengan memperkaku sudut- sudut pertemuan permukaan shell
Kesimpulan
Tegangan- tegangan membrane adalah sedemikian kecil sehingga dalam kasus Sydney Opera House, ketebalan kulit kerang ditentukan oleh gangguan- gangguan lentur perbatasan, meskipun demikian tegangan-tegangan yang ada harus tetap dievaluasi dalam usaha untuk :
Tegangan- tegangan membrane adalah sedemikian kecil sehingga dalam kasus Sydney Opera House, ketebalan kulit kerang ditentukan oleh gangguan- gangguan lentur perbatasan, meskipun demikian tegangan-tegangan yang ada harus tetap dievaluasi dalam usaha untuk :
1. Tegangan-tegangan tarik yang mungkin terjadi dan menyediakan tulang tarik yang cukup kuat disepanjang lengkungan atap.
2. Tegangan tekan tertinggi pada puncak atap yang diselesaikan dengan membuat perkuatan, sedangkan untuk tekanan tekuk terjadi pada sudut pertemuan atap.
Bagian-bagian ruangan Opera House Sydney
Sydney Opera House memiliki banyak bagian ruangan, dan diantaranya adalah:
1. Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang, merupakan rumah dari Sydney Symphony, dan digunakan oleh sejumlah composer besar lainnya, didalamnya terdapat Sydney Opera House Grand Organ.
2. Opera Theatre, ruang teater yang terdiri dari 1547 kursi merupakan rumah dari Sydney Opera Australia dan The Australian Ballet.
3. Drama Theatre, ruangan yang berkapasitas 544 orang, digunakan oleh Perusahaan Teater Sydney dan presenter tari dan teater.
4. Playhouse, Reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah, dengan kapasitas 398 orang.
5. Lima Auditorium, lima studio yang masing-masing berkapasitas 400 orang, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang ganti, perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.
6. The Utzon Room, ruangan kecil multi fungsi, berkapasitas hingga 210 orang. Ruangan ini adalah satu-satunya ruang interior yang telah dirancang oleh Utzon.
7. Ruang terbuka terletak tepat didepan bangunan utama Opera House Sydney, yang multifungsi digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, Konser terbuka (outdoor), Konferensi, Upacara, dan Fungsi sosial, termasuk juga dalam memanfaatkan langkah yang monumental yaitu sebagai latar (background) untuk tempat berfoto.
8. Daerah lain (misalnya di utara dan barat foyers) tersebut juga digunakan untuk kinerja pada dasar berkal, bangunan rumah juga rekaman studio, lima restaurant, dan empat toko souvenir.
Sejarah dan Tahap Pembangunan Opera House Sydney
Perencanaan Opera House Sydney dimulai pada akhir tahun 1940-an ketika Eugène Goossens, Direktur NSW State Conservatorium of Music, mencari tempat yang cocok untuk konser orchestra besarnya, karena yang pada waktu itu Sydney Town Hall sudah tidak dianggap cukup besar lagi untuk acara konsernya. Pad atahun1954, Goossens berhasil mendapatkan dukungan dari Premier NSW,Cahill Yusuf, yang disebut sebagai pemrakarsa dalam pembuatan gedung tersebut.
Pada 13 September 1955, Cahill membuka kompetisi untuk mendesain bangunan Opera House Sydney, dan akhirnya terdapat 233 peserta dari 32 negara ikut berkompetisi dalam ajang tersebut dengan kriteria yang ditentukan, yaitu aula besar tempat duduk 3000 dan aula kecil untuk 1200 orang, masing-masing harus dirancang untuk berbagai kegiatan termasuk opera, orchestra, paduan suara, konverensi, kuliah, balet performance, presentasi dan lainnya.
Pada tahun 1957, Jorn utzon, seorang arsitek berkebangsaan Denmark memenangkan kompetisi tersebut dengan hadiah sebesar £5000, dan pada saat itu juga Utzon menuju Sydney untuk membantu mengawasi proyek tersebut, lalu pada Februari 1963 akhirnya Utzon berpindah kantor di Sydney.
Pembangunan resmi Opera House dimulai pada Maret, 1959. Proyek ini dibangun dalam tiga tahapan. Tahap I (1959-1963) bangunan yang terdiri dari atas mimbar atau podium. Tahap II (1963-1967) pembangunan luar yaitu konstruksi atap. Tahap III terdiri dari desain interior dan konstruksi 1967-1973).
· Tahap I dimulai pada tanggal 2 Maret 1959, perusahaan konstruksi Sipil & Civic , dipantau oleh para insinyur Ove Arup dan Rekan . Pemerintah telah mendorong untuk mulai bekerja. Namun, Utzon masih belum menyelesaikan desain akhir. masalah struktural utama masih tetap belum terpecahkan. 23 Januari 1961, konstruksi dimulai sebelum gambar konstruksi yang tepat telah disiapkan, perubahan dokumen kontrak asli). Sehingga menyebabkan masalah di kemudian hari,di antaranya adalah fakta bahwa kolom podium tidak cukup kuat untuk mendukung struktur atap, dan harus dibangun kembali.
· Tahap II Desain atap 1957-1962, Utzon dan Ove Arup dan Rekan membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk memecahkan masalah atap. Dalam pencarian solusi, berbagai geometri diteliti melalui proposal Utzon solusi berbentuk bola yang akhirnya diadopsi dan paling kompleks geometri sederhana untuk menentukan bentuk atap. Ove Arup dan Mitra mengeksplorasi berbagai konstruksi dimulai dengan saran Utzon untuk kulit shell beton bertulang tunggal dengan kaku rusuk. Double kulit dan ruang solusi untuk bingkai. yang serius diperdebatkan sebelum pracetak ini, kubah bergaris berongga diadopsi. Insinyur itu juga meneliti berbagai jenis konstruksi sebelum ditetapkannya pracetak berusuk kubah, dengan solusi insitu :
v Single kulit beton bertulang dengan rusuk
v Single kulit shell dengan rusuk
v Double kulit beton bertulang dengan arah rusuk 2 dan dinding struktural aliran udara
v Baja ruang bingkai dengan kulit beton bertulang, shell aliran udara replacing louvre wall menggantikan dinding aliran udara
v Insitu beton pracetak
v Rusuk beton bertulang pracetak, menara tahap dinding struktural
Ubin keramik berglasir dari Swedia melapisi atap cangkang Opera House Sydney. Cangkang dibangun oleh Hornibrook Group Pty Ltd , yang juga bertanggung jawab untuk konstruksi di Tahap III. Hornibrook memproduksi tulang rusuk pracetak 2400 dan 4000 panel atap di lapangan pabrik.
· Tahap III, interior, Utzon tidak memegang proyek ini lagi karena terjadi perubahan pemerintahan tahun 1965, dan Robert Askin pemerintah baru menyatakan bahwa proyek di bawah yurisdiksi Departemen Pekerjaan Umum. Sejauh ini, pada bulan Oktober 1966, biaya hanya $ 22.900.000 kurang dari seperempat anggaran akhir yaitu $ 102.000.000. Namun, biaya yang diproyeksikan untuk desain pada tahap ini jauh lebih signifikan. (saat proyek sudah tidak dipegang lagi oleh Utzon). Menuju tahap akhir posisi Utzon diambil alih oleh Peter Hall, bertanggung jawab untuk desain interior. orang lain yang ditunjuk pada tahun yang sama untuk menggantikan Utzon adalah EH Farmer sebagai arsitek pemerintah, DS Littlemore dan Lionel Todd. Pada akhirnya Utzon mengundurkan diri di tahun yang sama 1966.
Opera House yang secara resmi telah selesai pada tahun 1973, dengan biaya $ 102 juta. HR 'Sam' Hoare, direktur Hornibrook proyek, berikut adalah rincian yang diberikan pada tahun 1973.
Tahap I: mimbar atau podium (Sipil & Civic Pty Ltd) sekitar $ 5.5m.
Tahap II: Atap cangkang (MR Hornibrook (NSW) Pty Ltd) sekitar $ 12.5m.
Tahap III: Finishing Interior (Hornibrook Group) $ 56.5m.
Kontrak terpisah: peralatan panggung, lampu panggung dan organ $ 9.0m. Biaya-biaya lainnya $ 16.5m. Perkiraan biaya awal di tahun 1957 adalah £ 3.500.000 ($ 7 juta).
Dan selesai pada tanggal (ditetapkan oleh pemerintah) adalah 26 Januari 1963 (AustraliaDay).
TOTAL EXPENDITURE JUMLAH BELANJA | Aktual Juta |
TAHAP 1: PLATFORM: 1957-1963 (Arsitek: Jørn Utzon) | $ 5,2 |
TAHAP 2: ATAP: Untuk Feb 1967 (Arsitek: Jørn Utzon) | $ 13,2 |
TAHAP 3: INTERIOR: Untuk Juni 1973 (Arsitek: Hall Peter) | $ 80,4 |
Halaman depan Renovasi: 1988 (Anderson Andrew) | $ 34,6 |
UPGRADE 1: LUAR / INTERIOR: 1988-1989 (PWD) | $ 120,0 |
CAR PARK UNDERGROUND: Untuk 1993 Maret 17 | $ 40,0 |
THEATREWORKS / ATAS STUDIO / CH ruang tamu / foyer WESTERN BROADWALK: Untuk 1999 Maret 5 (Arsitek: Leif Kristensen) | $ 12,0 |
UPGRADE 2: LUAR / INTERIOR: 1 998-2002 (Arsitek: Richard Johnson / Jørn Utzon & Jan) | *$ 69,0 |
TOTAL JUMLAH | $ 374,4 |
Tabel: Konstruksi Sydney Opera House dan Renovasi Pengeluaran 1957-2002
* $ 69.000.000 berkomitmen
Penampilan Para Seniman
Sejak dibuka tahun 1973, gedung opera ini menjadi pusat pertunjukkan seni tersibuk di dunia, menggelar sekitar 3000 even tiap tahunnya dengan penonton sekitar 2 juta orang, dioperasikan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu
Selama pembangunan Opera House, sejumlah lunchtime performances diadakan untuk para pekerja, dan Paul Robeson merupakan artis pertama tampil di (yang belum selesai) Opera House tahun 1960.
Opera House yang telah resmi dibuka oleh Elizabeth II, Ratu Australia, pada 20 Oktober 1973, dengan pesta kembang api dan penampilan Beethoven's Symphony No 9.
Pada tanggal 28 September 1973, sebuah performa Sergei Prokofiev's opera Perang dan Perdamaian di tampilkan di Opera Theatre.
Pada tanggal 29 September1973, konser publik pertama di Concert Hall berlangsung. yang dilakukan oleh Sydney Symphony, Charles Mackerras dan didampingi dengan singer Birgit Nilsson.
Leader pertama pertunjukan juga dipersembahkan oleh Birgit Nilsson, didampingi oleh Geoffrey Parsons, pada 6 Oktober 1973
Pertunjukan biola dan piano pertama yang dipersembahkan oleh Wanda Wiłkomirska, dengan Geoffrey Parsons.
Wayang orang Indonesia menapak sejarah dalam budaya populer dunia. Untuk kali pertama dalam sejarah, seni budaya asli asal Jawa ini akan tampil di Sydney Opera House pada 18 Desember 2010.
Di antara yang pernah manggung di sana adalah Twilight Orchestra pimpinan Addie MS dan grup musik Pandawa yang di dalamnya ada Jaya Suprana serta penampilan resital piano dari Jaya Suprana.
Jørn Utzon, Sang Arsitek
Menakjubkan. Sepertinya takdir menempatkan Jørn pada posisi terhormat ini. Ditilik latar belakang keluarganya yang pembuat kapal, Jørn seperti diuntungkan untuk memenangi proyek kompetisi ini. Lihatlah atap Sydney Opera House yang mirip rangkaian layar terkembang dan lokasinya yang di tepi laut, Jørn bagai menemukan masa kecil yang dahulu diakrabinya, bermain-main dengan kreasi dan fantasinya. “Saya suka memacu kemampuan sampai batas kemungkinan,” ujar Jørn Utzon. Untuk kenekadannya ini, setelah melalui rentang panjang dedikasinya, Jørn diganjar berbagai penghargaan dan namanya dikenal dunia luas. Bagaimana Jørn mencapai ini semua, kita simak bersama perjalanannya.
Masa-masa pengemblengan
Jørn Utzon adalah arsitek Denmark paling berbakat dan orisinil di abad modern. Pria kelahiran Copenhagen, 1918 ini semula tak ada niatan untuk berkarir sebagai arsitek. Utzon muda malah membayangkan kehidupan laut sebagai awak kapal. Anak dari Aage Utzon ini, menghabiskan masa kecilnya di Aalborg, Denmark dimana ia menyelesaikan SMU-nya tahun 1937. Sang ayah yang mengepalai galangan kapal di Alborg adalah arsitek perkapalan yang brilian, banyak dari desain yacht-nya masih diproduksi hingga hari ini.
Beberapa anggota keluarganya dikenal sebagai pengemudi perahu balap yang hebat. Sampai usia 18 tahun, Jørn membantu ayahnya, mempelajari desain baru, menggambar denah dan membuat model, berlatih menjadi arsitek perkapalan seperti ayahnya. Pengaruh lebih jauh diperkenalkan selama liburan musim panas dengan kakek-kakeknya. Di sana Jørn bertemu dengan Paul Schrøder dan Carl Kyberg, yang memperkenalkannya pada seni. Saudara sepupu ayahnya, Einar Utzon-Frank, seorang pemahat juga profesor di Royal Academy of Fine Arts, memberi inspirasi tambahan.
Jørn tertarik memahat. Pada satu titik, sepertinya Jørn ingin menjadi seniman, tapi yang jelas meyakinkan, sekolah arsitektur akan menjadi jalur karir yang terbaik untuknya. Meski nilai akhirnya di SMP, terutama matematika kurang, bakat menggambar freehand-nya yang hebat cukup membantunya diterima di Royal Academy of Fine Arts di Copenhagen. Jørn kemudian dikenal memiliki bakat arsitektur luarbiasa. Mereka mengamati pengaruh lingkungan pada diri Utzon muda dan melihat minatnya yang besar pada hubungan manusia dengan tempat tinggal dan tetangganya.
Jørn belajar di bawah bimbingan Kay Fisker dan Steen Eiler Rasmussen. Ketika lulus tahun 1942, karena PD II, Jørn, seperti banyak arsitek waktu itu, melarikan diri ke Swedia, negeri netral, dan bekerja di kantor Stockholm milik Hakon Ahlberg. Di sana, Utzon berhasil memenangkan Medali Emas Danish Royal Academy. Selanjutnya, Jørn ke Finlandia bekerja dengan Alvar Aalto. Lalu bersamanya, Jørn mengunjungi arsitek dan seniman besar waktu itu seperti Le Corbusier, Mies van der Rohe, Frank Lloyd Wright dan Henry Laurens. Jørn juga bersahabat dengan arsitek Norwegia, Arne Korsmo. Utzon mengakui Aalto, Asplund dan Wright adalah tiga arsitek yang memberi pengaruh utama padanya.
Pencarian Jati Diri
Jørn kembali ke Denmark dengan keluarganya setelah perang dan mendirikan kantor prakteknya di Copenhagen tahun 1950. Jørn mulai dengan proyek rumah pribadinya di Hellebaek tahun 1952, disusul rumah beberapa kliennya, dan banyak desain kompetisi. Minat awal Utzon pada pemukiman manusia menggiringnya bereksperimen dengan rumahnya sendiri, karya pertama berupa model berskala penuh dari kayu dan kanvas. Dengan rumah itu, Utzon memperkenalkan sistem open plan yang digagas idolanya, Frank Lloyd Wright, pada publik Denmark. Dua puluh tahun kemudian Jørn membangun rumah tetirahnya di pulau Majorca. Tapak spesifik di ketinggian karang di atas laut membentuk gugusan empat kotak kecil yang terpisah dengan pemandangan berlainan yang luar biasa dari laut Tengah.
Dalam hidupnya kemudian, pendekatan arsitektur Jørn tak pernah berdasarkan rasio namun lebih ke spontanitas. Intuisinya mencatat reaksi manusia terhadap visual dan sekelilingnya. Misalnya pada kompleks sidang Kuwait (1972 ), Jørn membuat kolom raksasa yang mendominasi lobby, menopang balok yang menggantung, yang dibentuk seperti kanopi dari kanvas. Keindahan bangunan ini disebut-sebut menyamai kuil Karnak.
Pengalaman ruang alami Jørn, juga bisa dilihat pada proyek fantastiknya di musium bawah tanah di Silkeborg ( 1964 ). Jørn terilhami gua-gua di Tatung, Cina, dimana seluruh dinding gua ditutupi patung Budha berbagai ukuran. Berkas cahaya masuk dari celah-celah dinding. Untuk proyek interior showroom furniture Paustian ( 1986 ), Jørn mengambil unsur kreatif sejenis pohon besar di Denmark, dengan matahari dan langit berkilauan di celah rerimbunan daun dan dahan yang kokoh. Peralihan puitis interior tersebut, dicapai dengan sistem kolom dan balok prefabrikasi dengan bermacam variasi tinggi, bentang dan irama.
Gereja Bagsvaerd Kirke, Copenhagen ( 1974-76 ) oleh Jørn dibuat persegi, sederhana, tapi dengan ruang interior sangat tinggi, ditutupi balok tinggi bervariasi, sehingga memungkinkan matahari menembus dan memantul, memperlihatkan perubahan langit sepanjang waktu, terinspirasi variasi awan yang menghiasi hari-hari cerah di pantai. Jørn mendapatkannya saat berbaring di pantai Hawai saat jeda mengajar. Jørn melihat fenomena aneh dari awan lewat di atas kepalanya dan tak bisa melupakannya.
Tahun 1950-an, Jørn sempat mengunjungi Maroko, Meksiko, Amerika Serikat, Cina, Jepang, India dan Australia. Dari perjalanan itu, Utzon terkesan tanah datar buatan manusia di piramida Meksiko,“Sebagai elemen arsitektonis, panggungnya sungguh mempesona. Hati saya tertambat pada Meksiko ( 1949 ), ketika saya menemukan gagasan yang kaya pada sebuah panggung tunggal dikelilingi alam yang masih perawan. Semua panggung di sana diletakkan secara halus dalam lansekap, selalu dengan kreasi dan gagasan brilian, melingkari sebuah kekuatan besar. Anda bisa rasakan tanah kokoh di bawah anda, ketika berdiri di atas tebing besar. Izinkan saya memberi anda contoh kekuatan ide ini. Yucatan adalah daerah lembah yang rata diliputi hutan yang tak bisa ditembus, di manapun kita memandang terlihat ketinggian yang meyakinkan.
Masyarakat Maya terbiasa tinggal di kampung yang dikelilingi huma kecil hasil pembukaan hutan. Pada semua sisi, dan juga di atas, ada hutan hijau, lembab dan hangat. Semula tak ada pemandangan bagus, serasa monoton, tapi dengan membangun panggung setinggi pucuk hutan, masyarakat ini seolah menaklukkan dimensi baru sebagai tempat penting untuk menyembah dewa mereka. Mereka membangun kuil di panggung tinggi ini yang bisa ratusan meter panjangnya. Di sini, mereka punya langit, awan dan angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba atap hutan bertransformasi menjadi dataran terbuka yang luas. Dengan cara ini mereka berhasil mentransformasikan lansekap, menghadirkan ke pandangan mata mereka, kebesaran yang sejajar dengan keagungan dewa mereka. Pengalaman mengesankan dari ketebalan hutan yang beralih ke keterbukaan luas di atas panggung itu masih ada di sana hingga hari ini. Pembebasan yang anda rasakan di sini di tanah Nordic, seperti pengalaman berminggu-minggu hujan, awan dan kegelapan lalu tiba-tiba muncul sinar matahari lagi.” Pengalaman ‘panggung’ ini kemudian diterapkan di banyak karya Jørn, termasuk Sydney Opera House.
Di Kota Terlarang Beijing, Jørn mengagumi harmoni yang tercipta dari kontras mimbar yang berat dengan lengkungan atap yang indah berlapis genteng glasur. Dari buku pengrajin Cina berumur ribuan tahun, Jørn mengetahui prefabrikasi kayu bertaraf tinggi Cina telah menyempurnakan rumah-rumah Jepang sehingga nampak seperti potongan furnitur dengan peninggian lantai sebagai meja. Semua kesan ini dicatat, namun Utzon tak pernah menyalin atau secara langsung mentransfer gagasan itu. Dia selalu merubah kesan itu terlebih dahulu ke proyek imaginatif, individual melalui serangkaian perubahan bentuk. Meski karya dan proyek arsitekturnya berbeda satu sama lain, masih mungkin menemukan karakteristik menonjol dikaitkan dengan studinya di masa muda. Mimbar atau dataran buatan sebagai elemen alas diulangi dalam proyek lain yang nyaris tak terwujud.
Jorn Utzon dan Opera House Sydney
Sydney Opera House adalah kompleks teater dan hall yang saling terhubung di bawah cangkang putih yang terkenal itu. Sejak dibuka tahun 1973, gedung opera ini menjadi pusat pertunjukkan seni tersibuk di dunia, menggelar sekitar 3000 even tiap tahunnya dengan penonton sekitar 2 juta orang, dioperasikan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu dan hanya tutup saat natal dan paskah. Sejumlah buku dan film mencatat sejarah 30 tahun, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek Sydney Opera House secara keseluruhan. Salah satunya karya Françoise Fromonot, “Jørn Utzon – The Sydney Opera House”.
Kisah gedung opera bergaya Modern Ekspresionis ini dimulai tahun 1957, kala Jørn berumur 38 tahun. Jørn yang membuka studio tahun 1945 dekat kastil Hamlet-nya Shakespeare ini, masih belum dikenal. Jørn tinggal di kota kecil Hellebæk, bersama istri dan ketiga anak mereka, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi arsitek. Konsep Jørn “tiga cangkang beton berlapis keping putih” tak dinyana terpilih sebagai salah satu pemenang dalam kompetisi internasional merancang gedung opera di tanjung pelabuhan Sydney yang diikuti 230 peserta dari lebih 30 negara pada tahun 1957. Setelah mengerjakan proyek ini di Denmark bertahun-tahun disertai kunjungan berkali-kali ke Sydney, Jørn akhirnya memutuskan memboyong keluarganya ke Sydney akhir 1962. Utzon memang senang menggarap bangunan publik monumental dan proyek perumahan yang rendah hati. Kekuatan motivasi telah membentuk karir arsitek Denmark ini.
Atap cangkang bertumpuk karya Jørn bertahta di atas panggung mengesankan karya Ove Arup – pemenang asli kompetisi tahun 1957 ini – adalah skema yang mendobrak tradisi. Utzon bekerja sama dengannya pada proyek ini, sedang saat menuntaskan desain akhir Jørn bekerja dengan Tobias Faber. Hal itu bermanfaat bagi Utzon untuk menguji gagasannya, sedangkan bagi Faber kesempatan berharga dapat mengamati kreasi dari gagasan besar. Mereka berdua mempelajari karya Gunnar Asplund, mengagumi kekuatan gagasan utamanya yang selalu didukung kesempurnaan detail. Ketika para arsitek tertarik arsitektur Jepang, mereka mempelajari buku-buku tentang monumen Cina dan arsitektur lokal untuk dasar mempelajari tradisi bangunan Jepang. Mereka pelajari juga buku-buku Frank Lloyd Wright dan pendekatan arsitekturnya serta foto-foto menawan dalam buku Jerman ‘Wunder der Natur”.
Semua itu dilakukan berdasarkan intuisi Utzon akan hal yang akan menjadi esensi arsitektur masa datang. Reaksi mereka atas ketakpedulian kualitas umumnya hasil Gerakan Modern waktu itu, dikumpulkan dalam suatu artikel di majalah Denmark ‘Arkitekten’ tahun 1947. Inspirasi mereka peroleh dari struktur dan tekstur alam, bangunan lokal dan monumental masa lalu di Meksiko, India, Yunani dan Cina. Pendeknya setelah itu, dalam sebuah introduksi pameran kecil, Utzon menjelaskan gagasannya untuk pendekatan baru arsitektur dengan bekal latihan kepekaan diri, pemahaman hukum alam, kebutuhan imaginasi dan mimpinya.
Suasana khusus senantiasa mendorong Utzon membuat solusi khusus pula. Sydney Opera House terletak di atas dermaga pelabuhan Sydney, dikelilingi pegunungan dan lereng, dimana penduduk dapat memandang ke bawah kota. Atap menjadi bagian penting ke lima tampak. Bangunan itu bagai pahatan yang dibungkus cangkang, memantulkan langit dan awan.
Denah Sydney Opera House
Perhatian Utzon pada prefabrikasi menunjukkan usahanya menggunakan industri lebih dari sekedarnya. Menyusun elemen berbeda bentuk, ukuran dan bahan ternyata bisa menghasilkan struktur yang kaya dan mengesankan. Untuk Sydney Opera House, Utzon bermain dengan bentuk-bentuk geometris dan sterometris murni, agar dapat mengontrol perhitungan kekuatan strukturnya. Dari sebuah bola dia memotong seluruh elemen menjadi shell setinggi 60 m.
Tahun 1966 Jørn meninggalkan Sydney karena pertikaian politik yang berujung penundaan kontrak. Utzon, yang waktu itu digambarkan media agak tertutup, tak sengaja terseret dalam intrik politik dan diserbu pers yang memusuhinya. Untungnya Jørn sempat menyelesaikan struktur dasarnya, sedangkan bagian interior di kerjakan pihak lain. Gedung opera ini akhirnya diselesaikan pembangunannya pada Agustus tahun 1973 oleh Peter Hall.
Belakangan hari menjelang pensiun, Utzon mengutus putranya Jan dengan bendera Utzon Architect, bekerja sama dengan Sydney Opera House Trust dan pemerintah Australia, dalam pengembangan dan renovasi gedung opera ini di masa mendatang, meliputi pembuatan dokumen prinsip desain dan panduan modifikasi untuk generasi muda Australia yang akan mewarisinya. Jørn berpesan,” Saya harap gedung ini bisa bertahan untuk seni. Generasi berikut mesti punya kebebasan untuk mengembangkan gedung ini untuk kebutuhan masa tersebut.”
Duduk di Bennelong Point, memandang ke bawah dari jembatan tersohor Sydney Harbour Bridge, Opera House terekspos seutuhnya, sejelas segmen berwarna dimana gedung opera ini berdiri. Tak heran si wanita di awal kisah langsung terpesona. Terang saja, ia melihat bangunan kebanggaan rakyat Australia ini di tempat paling strategis untuk mengaguminya.
Penghargaan demi penghargaan untuk Utzon baru datang berpuluh tahun kemudian. Maret 2003, Utzon mendapatkan Honorary Doctorate dari University of Sydney. Dalam rangka merenovasi gedung, Utzon kini kembali dilibatkan. Juga di tahun 2003, ia mendapatkan penghargaan Pritzker Prize sebagai peraih penghargaan tertinggi. Bahkan di tahun 2007 lalu, Sydney Opera House ditetapkan sebagai World Heritage Site.
Namun, apa daya. Berulang kali Utzon diundang ke Australia tapi ia sudah terlalu tua dan sakit untuk bepergian. Utzon mengutus anaknya, Jan Utzon untuk menghadiri acara-acara kehormatan tersebut. Dalam peresmian gedung opera setelah renovasi, Jan Utzon berkata,”Tanpa ayah saya datang ke sini, sebagai perancangnya, ia tinggal memejamkan mata untuk bisa merasakan gedung opera ini.”
Utzon meninggal dunia di Copenhagen, 29 November 2008 karena serangan jantung. Bulan Maret 2009 lalu, peringatan atas meninggalnya Jorn Utzon berlangsung dalam sebuah konser rekonsiliasi di Concert Hall, Sydney Opera House..
Arsitek, Guru, dan Ayah yang Berhasil
Utzon sebagai arsitek internasional, dapat bekerja di mana saja di dunia. Meskipun ia mempunyai dasar tradisi bangunan Denmark, namun kesederhanaan dan kerendahan hatinya membuat semua bangunan ciptaannya bebas dari perasaan sentimentil dan kebiasaan membesar-besarkan diri. Beberapa karya penting yang dibuat Jørn di Denmark diantaranya ; Courtyard-Style Housing ( 1956-58 ), Kingo Houses di Helsingør, Fredensborg Houses ( 1962 ), Kalkbrænderihavnen di tepi laut Copenhagen, kantor Herning Shipping ( 1986 ), gedung pertemuan Stride Strømme di Denmark Institute of Technology, Odense ( 1986 ), proyek perluasan Hotel Marienlyst di Helsingør, Hotel Vejle, stasion pompa bensin ‘uno-X petrol’ di Herning, Ro-house di Fyn, Kalvebod Hotel di Copenhagen, Esbjerg Theatre and Concert Hall (Musikhuset Esbjerg), Skagen Odde Nature Centre ( 1999-2000 ) oleh Jørn, Kim and Jan Utzon. Sedangkan di luar Denmark, Jørn merancang Humana Zimbabwe, proyek IICD – Dowagiac, Michigan, USA, dua rumah mirip acropolis mini dinamai Can Feliz di pulau Majorca, Spanyol awal 1970-an yang ia tinggali bersama istrinya, Lis. Utzon pensiun di usia 84 tahun dan menikmati hari tuanya di sana.
Putranya, Jan dan Kim menjadi arsitek berbakat, sedangkan putrinya Lin Utzon bekerja sama dengan sang ayah membuat semua tenunan untuk gereja Bagsvaerd. Lin, seniman mural porselen dan media dekoratif, memiliki putra-putri bergelar sarjana arsitektur. Utzon dan kedua putranya mendirikan Utzon Associates di Haarby, Denmark. Wisma budaya Dunkers Kulturhus di Hälsingborg, Swedia di desain Kim Utzon, sedangkan kompleks Kuwait National Assembly ( 1982 ) dan Paustian Building di Copenhagen adalah proyek pertama Jørn dengan Kim Utzon. Kedua putra Utzon ini melanjutkan pekerjaan di Utzon Associates dan berhasil mengembangkan gagasan dan metode ayah mereka.
Dalam periode aliran Post Modern yang dangkal, Utzon menjadi pribadi yang menarik perhatian. Jørn sepanjang hidupnya bekerja dengan brilian, selektif, tidak mudah puas untuk mencapai yang terbaik. Pribadi yang tenang, terbuka, antusias, peka, loyal, tapi penuh ilham, sulit ditebak. Menggambar bentuk-bentuk alam dan persepsi manusia yang menghasilkan karya termasyhur. Sydney Opera House adalah epik keseniannya yang indah.
Cirinya pada gairah arsitektur yang terbangun dengan jernih, terinspirasi alam, memadukan gagasan keseimbangan Asplund, kualitas pahatan Alvar Aalto, dan struktur organik Frank Lloyd Wright. Ia melebihkan arsitektur sebagai seni dan mengembangkan bentuknya sampai ke tingkat puitis, dengan perencanaan matang, keutuhan struktural dan harmoni seni pahat. Karya arsitektur imaginatifnya, tentu terlalu personal untuk ditiru, namun penghargaannya terhadap kaidah arsitektur di masa lalu dan metode kerja progresifnya yang serius mestinya mengilhami imajinasi arsitek muda hari ini.
Sydney Opera House fakta dan angka
· Dirancang oleh arsitek Denmark Jorn Utzon
· Dibuka oleh Ratu Elizabeth II pada 20 Oktober 1973
· Menghabiskan biaya sebesar $ AU 102.000.000
· Kurang lebih 3000 acara dilangsungkan setiap tahunnya
· 200.000 orang setiap tahun berwisata di Opera House Sydney
· Dihadiri oleh 2 juta penonton setiap tahunnya
· Terdapat kurang lebih 1000 Ruangan
· Bentang bangunan 185 x120 meter, tinggi 62 meter
· Terdapat 2194 bagian pra-cetak beton atap
· Setiap bagian atap beratnya mencapai 15 ton
· Disatukan dengan kabel baja sepanjang 350 km
· Memiliki lebih dari 1 juta genteng keramik swedia pada atapnya
· Menggunakan 6225 meter persegi kaca dan 645 kilometer kabel listrik
· Pada tahun 2007 Opera House mendapatkan UN World Heritage Status dari UNESCO
· Pada tahun 1990, pemerintah NSW memperbaiki hubungan dengan keluarga Joern Utzon. melalui Jan Utzon, putra dari sang arsitek.
· Sydney Opera House adalah ikon kota metropolitan Sydney. Konser para musisi taraf dunia diadakan di gedung opera ini.
· Opera House juga menjadi tempat diadakannya konser terbuka. Konser Crowded House ini dihadiri oleh 150.000 penonton
· Joern Utzon menerima penghargaan tertinggi Pritzker Architecture Prize pada tahun 2003 atas rancangan Shell Design yang terwujud menjadi Opera House.
· Di Copenhagen,pada tanggal 29 November 2008 Joern Utzon meninggal dunia dengan tenang pada usia 90 tahun.
· Seorang Arsitek besar yang tidak pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri hasil karya besar yang dirancangnya : The Sydney Opera House.
Dokumentasi tambahan
Referensi
- Sydney Morning Herald - his death
- Braithwaite, David (28 Jun. 2007). "Opera House wins top status" . The Sydney Morning Herald . http://www.smh.com.au/news/travel/opera-house-wins-top-status/2007/06/28/1182624058781.html . Retrieved 28 Jun. 2007 .
- "Sydney Opera House 08/09 Annual Report - Vision and Goals" . http://www.sydneyoperahouse.com/uploadedFiles/About_Us/Corporate_Information/Annual_Report/SOH-Annual-report-2009_vision-and-goals.pdf . Retrieved 20 June 2010 . Diakses 20 Juni 2010.
- Shells of the Sydney Opera House , The Royal Society of New South Wales
- "Roof Cladding of the Sydney Opera House", Journal and Proceedings of The Royal Society of New South Wales, Volume 106 Parts 1 and 2, pp. 18-32, issued 21st November 1973 (Note: The paper is self-contradictory, giving both radius and diameter as 246+ ft. It is unlikely the diameter as the building's height of 213 ft makes this value illogical.)
- "Sydney Opera House" . Tom Fletcher . http://www.sydneyarchitecture.com/ROC/QUA01.htm . Retrieved 10 Feb. 2008 .
- Utzon, J (2002). Sydney Opera House Utzon design principles . Sydney: Sydney Opera House Trust. pp. p20 . http://www.sydneyoperahouse.com/uploadedFiles/About_Us/The_Building/Content_AboutUs_UtzonDesignPrinciples.pdf .
- Littlemore, DS. Sydney Opera House, Anatomy of Stage Three construction and completion: a general index . Public Works Department, NSW.
- "Sydney Architecture Images- Sydney Opera House" . Sydneyarchitecture.com . http://www.sydneyarchitecture.com/ROC/QUA01.htm . Retrieved 9 Jul. 2010 .
- Ziegler, Oswald (1973). Sydney Builds an Opera House . Oswald Ziegler Publications. pp. 35 .
- Eric Ellis interview with Utzon in the Sydney Morning Herald Good Weekend , 31 October 1992, Ericellis.com Retrieved 2 December 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar